Sabtu, 15 September 2007

CAFE REDAKTUR


Salam sejahtera buat Pembaca setia Tulungagung POST dimana saja berada. Meskipun tertatih-tatih Media Penyeimbang Informasi yang terbit di Tulungagung ini masih bisa menunjukan jati diri dan existensinya. Terpaan demi terpaan datang silih berganti, antara yang pembaca setia yang terus menanti kehadiran Tulungagung POST sebagai khasanah Pustakanya dengan orang-orang yang justru menginginkan agar Media Penyeimbang Informasi sebagai satu-satunya Media yang ansyih bermuatan lokal ini tidak lagi menyapa pembaca setianya.
Siapa Peduli Pendidikan…!
Fenomena yang berkembang dimasyarakat akhir-akhir ini sempat memunculkan pro dan kontra. Sorotan masyarakat yang mengatas namakan Masyarakat Peduli Pendidikan terhadap institusi pendidikan di Tulungagung menimbulkan reaksi antara yang pro dan yang kontra. Bagi masyarakat yang pro dengan gerakan unjuk rasa dari satu sekolah-ke sekolah yang lain sebagaimana yang dilakukan oleh MPP akhuir-akhir ini, MPP bisa jadi dianggap pahlawan, karena dalih yang diperjuangkan “memperjuangkan sekolah gratis di masyarakat”. Namun upaya itu itu nampaknya juga tidak berjalan mulus, muncul juga kelompok masyarakat yang juga merasa peduli pendidikan, kelompok yang kedua ini dari Oranhg Tua Peduli Pendidikan (OPP).
Kelompok yang muncul belakangan ternyata tidak sepaham dan sejalan dengan cara-cara yang dilakukan oleh MPP, karena dalam menyikapi lembaga pendidikan dengan cara-cara berunjuk rasa ke sekolaha-sekolah. Sekolah merupakan tempat anak-anak sedang belajar, dengan menyikapi persoalan di lembaga pendidikan dengan berunjuk rasa bisa jadi akan mengajarkan anak-anak dengan konteks yang sama dalam menyelesaikan persoalan. Selain itu dengan adanya unjuk rasa oleh MPP ini dinilai dapat mengganggu proses belajar mengajar yang sedang berlangsung di sekolah. Takut anak-anaknya terganggu oleh gerakan unjuk rasa yang sempat mencekam dunia pendidikan di Tulungagung ini masyarakat yang anak-anaknya sedang mengikuti aktivitas belajar mengajar di kelas secara spontanitas membentuk wadah yang bernama OPP, sebagai reaksi atas munculnya unjuk rasa MPP.
Fenomena yang berkembang di masyarakat atas unjuk rasa yang dilakukan MPP tersebut adalah adanya muatan politilk, bukan ansyih kepedulian terhadap dunia pendidikan. Masyarakat tentu berharap dalam menyikapi segala sesuatu yang terpenting adalah kaca mata yang digunakan, dunia pendididikan hanya akan ketemu dan pas bila dilihat dan diukur dengan kaca mata pendidikan bukan dengan kaca mata yang lain, baik kaca mata hukum maupun poilitik, demikian juga sebaliknya. Karena masyarakat sekarang lebih dewasa dan lebih pintar, kalau kita salah dalam menggunakan kaca mata dalam sebuah penilaian, sdi masyarakat akan muncul tanda Tanya besar, ada apa itu semua? Tentu yang akan mengetahui mereka yang menggunakan kaca mata itu sendiri, untuk apa sebenarnya munculnya rentetan unjuk rasa ke sekolah-sekolah tersebut? Aakah benar-benar ansyih sebagai wujud kepedulian terhadap dunia pendidikan ataukah karena mempunyai tujuan yang lain.
Jawabnya hanya satu, hentikan segala bentuk arogansi, su’udlon terhadap orang lain. Terlebih lagi dalam menhormati bulan Ramadlan, kita semua, baik MPP maupun OPP perlu lebih istiqomah dan lebih mendekatklan diri kepada Allah SWT dengan memperbanyak amal ibadah di bulan yang penuh ampunan ini. …red

Tidak ada komentar: